Tuesday, 7 June 2016

Kesuksesan Pemilik Waroeng Steak ( WS ) dan Cara Unik Sedekahnya

Nah Sore ini Gue mau Ceritakan kesuksesan Owner WS(warung steak):
Silahkan simak,Gak Baca Rugi !...
Berbicara warung steak and shake WS tak lepas dari sosok jody brotosusena pria kelahiran 1974 sebagai pendiri dan pemiliknya.
Bukan kesuksesan usahanya yang membuat orang berdecak kagum... toh di luar sana masih banyak sosok pengusaha sukses yang melebihi dia. Tapi kesederhanaan dan kepeduliannya yang membuat orang layak angkat topi untuknya...
di bulan April 2 tahun yg lalu mataku terantuk pada sebuah baliho besar di sebuah pertigaan di jogja. Di situ tertulis besar besar bahwa hasil transaksi warung steak and shake WS pada tgl 27 APRIL seluruhnya akan disedekahkan. Antara percaya dan tdk percaya.... dan pastilah pemiliknya bukan orang biasa tapi sangat luar biasa mengingat warung steak WS tidak hanya satu tapi ada puluhan yg tersebar di seluruh Indonesia.
Rasa penasaran membuat aku datang lagi ke Jogja untuk mencari sosok pemiliknya... ingin belajar konsep hidup darinya yg membuat dia bisa melakukan semuanya...
Orang bilang ada kemauan di situ ada jalan... berkat perantara seorang teman akhirnya kami di pertemukan dengannya di masjid nurul asri gejayan yang sedang beliau bangun.
Kami dipertemukan di tengah keramaian orang2 yg sedang mendengarkan pengajian untuk buka bersama puasa senin kamis yang rutin diselenggarakan oleh beliau di masjid itu...
Sosoknya sederhana meski dia orang kaya... jika omset 1 outlet per bulan 500 jt dikalikan dengan 80 out let kira2 berapa penghasilan dia. Karyawan yg bekerja di out let dia yg berjumlah 1000 orang ada kuwajiban untuk menghafal Al Quran dan ketika sudah hafal 1juz maka akan diberangkatkan umroh. Karyawan juga dikondisikan untuk sholat dhuha dan sholat tepat pada waktunya... hal itu rahasia dibalik kesuksesannya. Salah satu out let yg dia punya seluruh keuntungannya disedekahkan untuk membiayai santri2 tahfid yg ada. Rumah rumah penduduk yg ada di sekitar masjid sekarang jadi pesantren tahfid yg dihuni mahasiswa secara gratis. Saat itu beliau sedang membangun tower tahfid senilai 70 milyar... sebuah nilai yg cukup mencengangkan. Tapi ada hal yg lebih mencengangkan lagi dari dia yaitu tentang konsep pendidikan untuk anak anaknya...di saat orang lain sibuk menumpuk harta utk masa depan anak2 dan cucu2nya dia justru sebaliknya, seluruh usahanya akan diwakafkan jika dia dan istrinya telah tiada... cukup ilmu dan iman yang akan dia wariskan untuk ke 4 anaknya... hal yg tidak mudah dilakukan oleh org tua dimanapun berada yg selalu ingin membahagiakan anak anaknya...
Beliau telah memberi contoh kepada kita meski harta ada digenggamannya tapi tidak tersimpan di hatinya. Beliau tahu betul untuk apa Allah memberi kemurahan rezeki kepadanya... beliau menyadari beliau hanya perantara dan semua bukan miliknya...
Hal itu sebuah pelajaran nyata yang ada di hadapan kt.. mungkin kemampuan kita tidak bisa menyamai beliau tapi yang penting ada upaya kita untuk menunjukkan kepedulian, ada kemauan kita untuk berkorban dan ada upaya kita untuk keluar dari egosentris yang hanya berpikir untuk diri sendiri dan keluargannya. Kita tidak harus seperti abu bakar yang menyedekahkan seluruh hartanya hingga hanya Allah dan Rosulnya yg disisakan untuk keluarganya, juga tidak harus seperti usman dan umar yang menyedekahkan separoh hartanya. Tapi kemampuan kita mungkin hanya sebatas seperti sahabat lain yang hanya mampu mensedekahkan setengah zak kurma atau bahkan sebatas pikiran dan tenaga... Sedekah itu bukan untuk kepentingan Allah tapi untuk kepentingan kita untuk melindungi diri kita dari api neraka.
"Berlindunglah dari api neraka sekalipun hanya dengan sedekah sebutir kurma" (HR.Muslim)
Esensi Sedekah bukan soal jumlah tapi disitu ada semangat untuk berkorban secara maksimal...
Berkorban adalah manifestasi cinta dan kesungguhan, hal itu yg dituntut oleh Allah dari diri kita untuk membuktikan seberapa besar iman dan cinta kita kepadaNya.
Allah menguji cinta kita dari seberapa besar kemauan kt utk berkorban dg harta kita hingga seberapa besar kerelaan kita untuk mengorbankan nyawa kita... tujaahiduuna bi amwalikum wa anfusikum (As sof :11)
Dan adakah kita termasuk org2 yg lolos dari ujiannya...
Diceritakan By Mbak Barid Baroroh
Baca juga :

No comments:

Post a Comment